www.sekilasnews.id – Delapan siswa berkebutuhan khusus berhasil menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dalam ajang tata boga internasional, The 14th Salon Culinaire 2025. Mereka membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi yang gemilang di kancah global.
Kedelapan siswa tersebut meraih total delapan medali, termasuk tujuh medali Perak dan satu medali Perunggu, serta penghargaan khusus untuk kategori Fondant Cake Figures. Momen ini menjadi titik penting dalam perjuangan dan dedikasi mereka di bidang kuliner.
Siswa-siswa tersebut datang dari berbagai wilayah, menampilkan bakat luar biasa dengan mentor yang mendukung setiap langkah mereka. Cerita mereka menginspirasi banyak orang dan menunjukkan bahwa keinginan serta kerja keras dapat mengubah impian menjadi kenyataan.
Pencapaian Gemilang di Ajang Internasional
Di ajang internasional tersebut, delapan siswa berhasil menunjukkan keterampilan yang mengesankan. Mawaddah Warahmah dari SLB Negeri Kandangan, Kalimantan Selatan, meraih medali perak dengan pencapaian yang luar biasa.
Desta Fais Kurniawandari dari SLB Harmoni, Sidoarjo, Jatim, juga tidak kalah hebat, berhasil membawa pulang medali perak berkat kemampuannya dalam mengolah bahan. Rizki Ramadan dari SLB Prof. Dr. Sri Soedewi, Jambi, berhasil meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam kompetisi ini.
Kisah Roainun dari SLB Negeri Pangeran Cakrabuana, Cirebon, menunjukkan semangat juang yang tinggi. Ia mengikuti proses yang panjang untuk mengasah skill-nya dan berujung pada keberhasilan meraih medali perak.
Faracya Kaila dari SLB Negeri Pembina, Palembang, mencuri perhatian dengan inovasinya dalam kreasi kue. Hepi Vania Zendrato dan I Made Ardika, masing-masing dari SLB Negeri 1 Padang dan SLB Negeri 1 Badung, Bali, juga menambah koleksi medali perak untuk tim.
Dengan pencapaian ini, mereka tidak hanya meraih medali, tetapi juga mengenalkan bakat kuliner Indonesia di dunia internasional.
Kisah Inspiratif di Balik Kesuksesan Mereka
Perjuangan para siswa ini tak lepas dari cerita yang mengharukan dan penuh inspirasi. Misalnya, Mawaddah harus menempuh perjalanan empat jam menuju bandara dengan transportasi yang tidak selalu memadai.
Guru pendamping Mawaddah, Fitria Nuraini Herawati, menggambarkan perjuangan dan latar belakang keluarganya yang sederhana. Ayahnya seorang buruh serabutan dan ibunya seorang buruh tani, namun dukungan mereka tetap kuat untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi.
Sementara itu, Diandra Ratih Livya dari SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, juga menyimpan kisah perjuangan yang tidak kalah mengesankan. Dengan tekad yang bulat, ia berhasil meraih medali perunggu dan menginspirasi teman-temannya.
Setiap kisah ini menggambarkan bahwa meskipun mereka menghadapi berbagai rintangan, semangat dan dedikasi mereka tidak pernah pudar. Keberhasilan mereka menjadi contoh nyata bahwa dengan kerja keras, apapun bisa dicapai.
Angka medali yang diraih bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi simbol dari kerja keras dan semangat yang tak ternilai. Ini menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus berjuang demi mimpi mereka.
Peranan Mentor dan Dukungan Lingkungan yang Kuat
Kesuksesan siswa-siswa ini tidak terlepas dari peranan penting para guru dan mentor yang mendampingi mereka. Guru-guru ini bukan hanya mengajarkan teknik memasak, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan semangat juang dalam diri para siswa.
Fitria, sebagai guru pendamping Mawaddah, menceritakan bagaimana ia berusaha memfasilitasi setiap kebutuhan Mawaddah selama pelatihan. Berkat bimbingannya, Mawaddah bisa menampilkan yang terbaik di ajang kompetisi.
Selain mentor, dukungan dari keluarga juga berperan besar dalam pencapaian siswa-siswa tersebut. Tanpa dukungan moral dan material dari orang tua, perjalanan mereka mungkin tidak semulus itu.
Komunitas sekitar juga memberi dampak positif, dengan membantu siswa-siswa ini dalam berbagai cara, mulai dari penggalangan dana hingga penyediaan fasilitas pelatihan. Sinergi antara guru, keluarga, dan komunitas menciptakan ekosistem yang mendukung bagi para siswa.
Dengan berbagai dukungan ini, para siswa mampu melampaui batasan dan menjadikan impian mereka lebih nyata. Keberhasilan di ajang ini menjadi bukti nyata dari kolaborasi yang baik antara semua pihak yang terlibat.