www.sekilasnews.id – Gas alam kini menjadi salah satu pilar penting dalam transisi menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan kekuatan fleksibilitas dan implementasi yang cepat, gas alam berkolaborasi dengan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi global yang terus meningkat.
Di Indonesia, tantangan besar dihadapi dalam menciptakan sistem energi yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan. Hal ini menciptakan peluang untuk memanfaatkan gas alam sebagai jembatan dalam mencapai tujuan energi bersih dan keberlanjutan.
Forum IndoGAS 2025 kembali menjadi ajang yang dipenuhi oleh berbagai pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga sektor industri, untuk membahas langkah-langkah strategis menuju energi terbarukan. Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan memahami peran gas alam dalam sistem energi masa depan.
Gas Alam sebagai Mitra Energi Terbarukan di Indonesia
Dalam konteks transisi energi global, gas alam tidak hanya berperan sebagai sumber energi fosil, tetapi juga sebagai solusi yang berkelanjutan. Fleksibilitas dalam operasional dan waktu implementasi yang cepat menjadikannya pilihan strategis untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan energi dan tantangan lingkungan.
Kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, menghadapi kebutuhan mendesak untuk menyediakan energi yang rendah emisi serta terjangkau. Gas alam hadir bukan untuk bersaing dengan energi baru dan terbarukan, tetapi untuk melengkapinya dalam menciptakan sistem energi yang saling mendukung.
Dengan infrastruktur yang terus berkembang dan disesuaikan dengan teknologi yang ada, gas alam memiliki karakter strategis yang penting dalam mendukung transformasi sistem energi nasional. Kolaborasi antara gas dan energi terbarukan akan membantu mewujudkan tujuan keberlanjutan yang lebih tinggi.
Target Net Zero Emission dan Komitmen Energi Berkelanjutan
Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission antara tahun 2050 hingga 2060, sesuai dengan visi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Strategi ini dirancang untuk memastikan penyediaan energi yang merata, terutama di daerah-daerah yang kurang terlayani.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,2 GW. Sekitar 61% dari kapasitas ini akan bersumber dari energi terbarukan, mencerminkan komitmen untuk mempercepat transisi menuju sistem energi yang ramah lingkungan.
Peran gas alam dalam mencapai target ini sangat signifikan, mengingat gas merupakan sumber energi yang paling bersih di antara energi fosil lainnya. Gas alam diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengurangi emisi karbon secara efektif.
Peran Gas Alam dalam Mewujudkan Energi Terjangkau dan Andal
Salah satu tantangan utama dalam transisi energi adalah memastikan bahwa energi yang tersedia terjangkau dan dapat diandalkan. Gas alam terbukti menjadi solusi yang dapat memenuhi kebutuhan ini, dengan memberikan pasokan energi yang konsisten dan stabil.
Dari aspek biaya, gas alam lebih bersaing dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Ini menjadikannya pilihan menarik bagi negara-negara yang berusaha mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang lebih kotor.
Pembangunan infrastruktur gas memerlukan investasi yang cukup, tetapi hasilnya sangat berharga dalam jangka panjang. Mitigasi biaya energi dan perbaikan efisiensi operasional akan sangat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan.