www.sekilasnews.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) baru-baru ini mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kurangnya data akurat mengenai talenta digital di Indonesia. Di tengah usaha pemerintah untuk mencapai target 12 juta talenta digital pada tahun 2030, tidak ada informasi yang jelas tentang berapa banyak talenta digital yang terlahir dari program pelatihan yang ada.
Ironi ini muncul di saat perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft berlomba-lomba untuk memberikan pelatihan gratis. Komdigi, yang seharusnya menjadi pemandu dalam transformasi digital ini, justru mengaku kurang memiliki catatan pelatihan talenta yang jelas dan terorganisir.
Sebuah pertanyaan besar muncul: bagaimana kita bisa mengukur perkembangan yang ingin dicapai jika kita tidak tahu dari mana kita memulai? Kesadaran akan kurangnya data ini menjadi faktor krusial yang perlu segera ditangani agar berbagai program pelatihan tidak hanya sekadar rutinitas tanpa hasil yang jelas.
Masalah Data: Kenapa Ini Penting Untuk Diketahui?
Pentingnya mengumpulkan data yang akurat tidak hanya terletak pada angka-angka semata, tetapi juga pada perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Tanpa data yang tepat, strategi untuk meningkatkan kualitas talenta digital akan sulit untuk dievaluasi dan diperbaiki.
Data juga berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui efektivitas pelatihan yang telah dilaksanakan. Sebuah sistem yang terintegrasi akan memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat dengan jelas area mana yang masih perlu perhatian lebih dalam pengembangan talenta digital.
Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, mengaku bahwa upaya pengumpulan data sedang dalam proses, termasuk rencana untuk mengundang perusahaan teknologi global untuk berkolaborasi. Hal ini menunjukkan adanya keseriusan dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini.
Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Global
Strategi pemerintah untuk mengundang kolaborasi dari berbagai sektor, baik swasta maupun asing, menjadi langkah penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung peningkatan talenta digital. Kerjasama ini diharapkan tidak hanya mengisi kekurangan pelatihan, tetapi juga menyamakan pemahaman tentang kebutuhan dan tantangan yang ada.
Dengan melibatkan lebih banyak pihak dalam pelatihan, diharapkan jumlah talenta digital yang terampil dapat meningkat secara signifikan. Hal ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen talenta yang siap bersaing di panggung global.
Pemerintah juga perlu memastikan bahwa setiap pelatihan yang dilakukan oleh sektor swasta diakui dan terdata dengan baik. Tanpa pengakuan ini, sertifikat yang dikeluarkan akan menjadi tidak berarti, dan peserta pelatihan tidak akan mendapatkan manfaat maksimal.
Pentingnya Pembuatan Kebijakan Berbasis Data
Pembuatan kebijakan untuk pengembangan talenta digital harus berbasis pada data yang valid dan dapat diandalkan. Mengarahkan kebijakan tanpa memiliki data yang solid akan memperbesar risiko kegagalan. Oleh karena itu, pengumpulan dan pengelolaan data harus menjadi fokus utama pemerintah.
Dengan kebijakan yang tepat dan berlandaskan data, diharapkan investasi di bidang pendidikan teknologi dapat memberikan hasil yang maksimal. Kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja akan membantu mentransformasi Indonesia menjadi negara yang lebih kompetitif dalam dunia digital.
Akhirnya, memastikan bahwa semua stakeholder, termasuk lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri teknologi, terlibat dalam pengumpulan data akan menjadi kunci sukses dalam mencapai target yang dicanangkan. Kerjasama lintas sektor ini diharapkan bisa membentuk landasan yang kuat untuk masa depan talenta digital Indonesia.