www.sekilasnews.id – Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan rudal Iran terhadap Israel baru-baru ini mengundang perhatian dunia. Kekuatan dan ketegangan antara dua negara ini semakin meningkat, dengan ancaman dan peringatan dari masing-masing pihak.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara tegas memperingatkan kelompok Hizbullah agar lebih berhati-hati. Ia menyatakan bahwa kesabaran Israel terhadap musuh-musuhnya yang melawan sudah mencapai batas.
Dalam konteks ini, Katz mencatat bahwa Sekretaris Jenderal Hizbullah tampaknya tidak mengambil pelajaran dari sejarah dan berani mengancam Israel. Ancaman ini dianggap berkaitan erat dengan perintah dari pemimpin tertinggi Iran.
Peringatan Menegangkan dari Israel Terhadap Hizbullah
Katz menekankan bahwa tindakan tegas perlu diambil untuk menggagalkan niat buruk yang ditujukan kepada Israel. Dalam pandangannya, Israel tidak akan ragu untuk mempertahankan diri dari segala bentuk ancaman.
Lebih dari itu, Katz mengingatkan Hizbullah agar menyadari bahwa Israel kini berada dalam posisi defensif. Mereka tidak akan mentolerir serangan lebih lanjut terhadap negara mereka.
Dalam pernyataan yang disampaikan secara daring, Katz menyoroti bagaimana Israel harus terus waspada terhadap setiap potensi serangan. Ancaman dari Hizbullah dan sekutu-sekutunya dianggap sebagai sesuatu yang sangat serius.
Kritik dan Ancaman dari Pimpinan Hizbullah
Sementara itu, pimpinan Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa mereka akan melakukan tindakan yang dirasa perlu untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal”. Dalam pandangannya, perilaku Israel yang agresif tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Qassem percaya bahwa situasi saat ini menuntut respons yang keras dari Hizbullah. Keputusan yang diambil menurutnya harus mempertimbangkan keselamatan dan kepentingan Lebanon secara keseluruhan.
Kritik terhadap posisi Israel semakin meluas, namun Qassem tetap berpendapat bahwa Hizbullah harus selalu siap untuk membela diri. Hal ini menggarisbawahi ketegangan yang terus memanas di wilayah tersebut.
Posisi Parlemen Lebanon yang Menyokong Perdamaian
Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang merupakan salah satu politikus Syiah terpengaruh di Lebanese, memberikan pandangan yang berbeda. Ia menegaskan bahwa Lebanon tidak akan ikut terjebak dalam konflik yang lebih luas.
Berri menekankan bahwa keamanan dan kestabilan Lebanon harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, terlibat dalam perang akan membawa dampak yang sangat merugikan bagi kehidupan rakyat Lebanon.
Pernyataan Berri menciptakan harapan akan adanya dialog dan penyelesaian damai meskipun situasi saat ini penuh dengan kesulitan. Ia percaya bahwa tidak ada keuntungan yang akan diperoleh dari konflik berskala besar.