www.sekilasnews.id – Jaron Ennis baru saja membuat keputusan yang cukup kontroversial dengan naik ke kelas welter super, menghindari pertarungan melawan Devin Haney di kelas welter 66,6 kilogram. Hal ini memicu reaksi dari Bill Haney, yang mengekspresikan pandangannya bahwa keputusan ini mungkin merugikan Ennis secara finansial.
Menurut Bill Haney, Ennis seharusnya memanfaatkan peluang untuk melawan putranya, Devin, yang merupakan salah satu petinju terkemuka saat ini. Dia menegaskan bahwa beralih ke kelas yang lebih tinggi akan menghilangkan kemungkinan mendapatkan hasil finansial yang menguntungkan dari pertarungan tersebut.
Bill lebih lanjut berpendapat bahwa ini bukan hanya tentang uang, melainkan tentang menjalin reputasi yang kuat sebagai petarung. Dengan memilih untuk tidak menghadapi Devin, Ennis mungkin kehilangan kesempatan untuk menunjukkan bakatnya di panggung besar.
Pertarungan yang Hilang: Peluang yang Terlewatkan oleh Ennis
Menurut Bill, pertarungan antara Jaron Ennis dan Devin Haney adalah kesempatan emas yang seharusnya dimanfaatkan oleh Ennis. Dia menyebutkan bahwa modal uang dan daya tarik dari pertarungan tersebut tidak dapat dibandingkan dengan lawan-lawan lain yang ada di kelas super.
Dengan mengalihkan perhatian ke kelas welter super, Ennis mungkin berisiko kehilangan banyak hal. Bill menyebut bahwa Dana pertarungan ini, yang setara dengan “samsak terbesar,” merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.
Bill Haney menekankan bahwa dalam dunia tinju, keputusan yang diambil dapat mempunyai dampak jangka panjang terhadap karir seorang petinju. Apalagi jika yang dipertaruhkan adalah reputasi dan kesempatan untuk menjadi juara. Kekecewaan bisa timbul jika Ennis merugi dalam karirnya akibat keputusan ini.
Pandangan Bill Haney tentang Konsekuensi Keputusan Ennis
Dalam wawancara terbaru, Bill menyatakan bahwa keputusannya untuk naik kelas membuat Ennis kehilangan banyak potensi pendapatan. “Kantong terbesar Boots adalah Devin di kelas 66,6 kg,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa keputusan Ennis memang mempunyai dampak finansial yang signifikan.
Bill mencatat bahwa meskipun ada lawan-lawan lain yang ada di kelas tersebut—seperti Brian Norman Jr. dan Teofimo Lopez—mereka tidak akan membawa cukup daya tarik finansial. Ini menunjukkan bahwa keputusan Ennis tidak hanya soal memilih lawan, tetapi juga tentang potensi moneter dalam pertarungan.
Bill kemudian menyatakan bahwa jika memang ada keinginan, Devin bisa naik ke kelas 69,8 kg untuk menghadapi Ennis. Namun, hal ini akan tergantung pada strategi masing-masing tim dan kemampuan kedua petinju untuk beradaptasi.
Risiko di Kelas Welter Super dan Implikasi pada Karier Ennis
Beralih ke kelas welter super menimbulkan berbagai risiko bagi Ennis. Satu di antaranya adalah persaingan ketat yang ditawarkan oleh lawan-lawannya, yang mungkin tidak memiliki reputasi sebesar Devin Haney. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah keputusan tersebut memang tepat.
Di sisi lain, risiko kalah di kelas 66,6 kg lebih besar jika dibandingkan dengan potensi yang didapat di kelas 69,8 kg. Namun, melewatkan kesempatan menghadapi lawan sekelas Devin adalah sesuatu yang akan sangat disayangkan.
Bill menyikapi hal ini dengan skeptis, menganggap bahwa Ennis mungkin harus menghadapi konsekuensi dari pilihan yang diambilnya. Jika peringkat dan reputasi merupakan fokus utama, pertarungan melawan Devin seharusnya menjadi prioritas utama.