www.sekilasnews.id – Maneken berompi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Foto/Refi Sandi
Pantauan SindoNews di Kantor Kemnaker, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (21/8/2025) sore terlihat patung berada di area lobi gedung-gedung salah satunya di gedung utama. Terlihat patung mengenakan seragam Kemnaker dengan rompi oranye bertuliskan Tahanan KPK dilengkapi tulisan “Jangan Mimpi Pakai Rompi Ini”.
“Kita ingatkan terus dan kalau dilihat di sini ada patung orang pakai rompi oranye saya selalu mengingatkan proses layanan kita perbaiki. Apalagi K3 ini saya sangat konsen angka kecelakaan kerja sangat memprihatinkan kita perlu percepatan pelayanan K3 dan seterusnya. Makanya kami prihatin dan kita menyayangkan sekali sebenarnya,” ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli.
Baca juga: KPK Tangkap Wamenaker Noel, Menaker: Ini adalah Pukulan yang Berat
Di tengah perdebatan seputar korupsi di Indonesia, hadir sebuah simbol yang menarik perhatian. Maneken berompi tahanan KPK ini tak hanya berfungsi sebagai pajangan, tetapi memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat. Ditempatkan di lokasi yang strategis, patung ini menggambarkan upaya pemerintah dalam memperkuat komitmen terhadap pemberantasan korupsi. Keberadaan simbol ini mengundang berbagai reaksi dan pemikiran di kalangan masyarakat.
Banyak yang berpendapat bahwa patung tersebut adalah pengingat akan konsekuensi dari tindakan korupsi. Dengan inskripsi yang berbunyi “Jangan Mimpi Pakai Rompi Ini”, itulah seruan bagi pejabat publik untuk bersikap jujur dan transparan. Tindakan ini menunjukkan bahwa proses reformasi dalam pemerintahan masih terus berjalan meskipun seringkali terhambat oleh berbagai tantangan.
Mengapa Maneken Ini Menjadi Sorotan Publik?
Maneken berompi ini menarik perhatian banyak kalangan karena isu korupsi selalu menjadi masalah utama di Indonesia. Keberadaannya di kantor kementerian membuatnya menjadi tajuk utama perbincangan di media massa. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya integritas dalam pemerintahan, dan simbol ini memperkuat pesan tersebut.
Patung ini juga menjadi refleksi bagi semua pegawai negeri untuk terus bekerja dengan semangat baik dan menghindari godaan korupsi. Pemasangan patung ini dianggap sebagai langkah simbolis yang sangat berarti dalam menciptakan budaya anti-korupsi. Selain itu, gaya visual yang unik dari maneken ini turut mendorong masyarakat untuk berpikir lebih kritis terhadap isu pembuatan kebijakan publik.
Tak hanya itu, bentuk dan desain maneken tersebut juga memunculkan rasa ingin tahu. Dengan rompi oranye yang mencolok dan slogan yang provokatif, simbol ini mampu menarik perhatian banyak orang. Kehadirannya di lokasi yang terlihat ramai, seperti lobi kementerian, tentu menjadikannya mudah diingat oleh khalayak umum.
Reaksi Menteri Ketenagakerjaan terhadap Peristiwa Terkait
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyatakan keprihatinannya terkait maraknya kasus korupsi yang terjadi. Dalam sebuah wawancara, ia menekankan bahwa alat seperti maneken ini sangat penting untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi. Selain itu, ia juga berkomitmen untuk terus memperbaiki proses layanan di kementerian.
Yassierli menyoroti bahwa kecelakaan kerja dan isu keselamatan lainnya menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan. Mempertimbangkan kasus baru-baru ini, ia menekankan perlunya peningkatan efektivitas pelayanan untuk mengurangi angka kecelakaan. Komitmen Menteri ini menunjukkan bahwa kementerian berusaha untuk tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga mendukung kesejahteraan tenaga kerja.
Dalam pandangannya, tindakan pencegahan dan edukasi akan risiko korupsi harus menjadi bagian integral dalam budaya kementerian. Menyebarluaskan pesan tersebut melalui simbol yang terlihat nyata seperti maneken menjadi bagian dari strategi komunikasi yang efektif.
Upaya Pemerintah dalam Pemberantasan Korupsi
Pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk memberantas korupsi, mulai dari pendidikan publik hingga implementasi kebijakan yang lebih ketat. Pemasangan maneken ini dapat dilihat sebagai langkah terbaru untuk meningkatkan kesadaran publik. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat integritas di lingkungan pemerintahan.
Sebagai tambahan, berbagai program pelatihan, workshop, dan seminar mengenai korupsi juga dilakukan untuk menaikkan angka kesadaran pegawai. Edukasi yang memfokuskan pada dampak negatif dari tindakan korupsi sangat penting untuk membangun generasi baru yang lebih berintegritas. Ini adalah tahap awal yang signifikan dalam membentuk budaya baru di lingkungan kementerian.
Memfasilitasi dialog terbuka antara pemerintah dan masyarakat mengenai isu korupsi juga merupakan bagian dari upaya tersebut. Dengan melibatkan publik, diharapkan lebih banyak suara dapat didengar dan solusi yang lebih efektif dapat ditemukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.