www.sekilasnews.id – Pesawat Air india. FOTO/ DOK Sindonews
BACA JUGA – Iran Hendak Serang Israel, Peringatkan Pesawat-pesawat Sipil Menjauh
Mengutip laporan Wall Street Journal, temuan ini didasarkan pada penilaian awal oleh otoritas AS atas bukti-bukti dari kecelakaan yang terjadi pada 12 Juni di Ahmedabad, India.
Rekaman kokpit menunjukkan kopilot bertanya mengapa kapten memindahkan sakelar bahan bakar ke posisi ‘cut off’ beberapa detik setelah pesawat meninggalkan landasan.
Kedua pilot yang terlibat telah diidentifikasi sebagai Kapten Sumeet Sabharwal dan Kopilot Clive Kunder, yang masing-masing memiliki 15.638 dan 3.403 jam terbang.
Kecelakaan pesawat Air India yang terjadi pada bulan lalu bukan hanya menimbulkan duka cita, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan tentang keselamatan penerbangan dan prosedur yang harus dijalankan. Dari hasil investigasi awal, terlihat bahwa ada faktor kritis yang terlibat. Terlepas dari pengalaman yang dimiliki oleh kedua pilot, keputusan yang diambil tampaknya menyimpang dari prosedur penerbangan yang standar.
Dalam insiden ini, rekaman dari kokpit sangat penting untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Diperkirakan bahwa penutupan pasokan bahan bakar setelah lepas landas adalah faktor kunci yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Temuan ini tentu akan memicu penyelidikan lebih lanjut oleh otoritas penerbangan.
Pentingnya analisis rekaman kokpit dalam investigasi ini tidak bisa dianggap sebelah mata. Dengan teknologi yang ada, informasi dari alat perekam ini dapat memberikan gambaran jelas tentang keputusan yang diambil oleh pilot pada saat kritis. Ini sangat membantu untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Perannya Rekaman Kokpit dalam Investigasi Kecelakaan Pesawat
Rekaman kokpit menjadi alat penting dalam menyelidiki kecelakaan pesawat. Alat ini merekam percakapan antar pilot dan kondisi dalam kabin saat penerbangan berlangsung. Dengan data ini, para penyelidik dapat menganalisis apakah semua prosedur keselamatan yang ditetapkan telah diikuti dengan baik.
Dalam kasus Air India, rekaman kokpit menunjukkan interaksi antara kapten dan kopilot yang memberikan indikasi keputusan yang tidak biasa. Pertanyaan yang diajukan oleh kopilot mengenai pemindahan sakelar bahan bakar ke posisi ‘cut off’ menjadi titik fokus bagi penyelidik. Hal ini menyiratkan bahwa ada ketidaksesuaian dalam komunikasi yang dapat berkontribusi pada kecelakaan.
Keterlibatan lembaga pengatur penerbangan dalam menganalisis bukti-bukti ini juga menjadi perhatian. Penyelidik akan memeriksa semua aspek operasional dan teknis dari pesawat untuk mengetahui apakah ada kejanggalan lebih lanjut yang perlu diwaspadai. Hasil akhirnya dapat membentuk kebijakan baru terkait pelatihan pilot dan prosedur penerbangan.
Pengalaman Pilot dan Implikasinya terhadap Penerbangan
Pengalaman pilot sering kali dianggap sebagai faktor yang krusial dalam keamanan penerbangan. Dalam insiden ini, Kapten Sumeet Sabharwal dan Kopilot Clive Kunder memiliki jam terbang yang signifikan. Kepemilikan jam terbang yang tinggi biasanya menunjukkan kompetensi dan keterampilan yang mumpuni dalam mengelola pesawat.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengalaman tidak selalu menjamin keputusan yang tepat dalam situasi kritis. Keputusan yang diambil dalam beberapa detik bisa menjadi penentu keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat. Ini menyoroti perlunya pelatihan berkelanjutan bagi semua pilot, terlepas dari berapa banyak jam terbang yang mereka miliki.
Investigasi ini juga bisa mengungkapkan bahwa meskipun pilot berpengalaman dapat menjadi aset, mereka mungkin juga terpengaruh oleh berbagai faktor lain seperti tekanan, kelelahan, dan situasi tidak terduga yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Hal ini memperjelas pentingnya keadaan mental dan fisik pilot saat terbang.
Langkah-Langkah Ke Depan untuk Meningkatkan Keamanan Penerbangan
Setelah insiden kecelakaan yang fatal, langkah-langkah perlu segera diambil untuk mengoptimalkan keamanan penerbangan. Penelitian mendalam perlu dilakukan untuk menemukan akar permasalahan yang menyebabkan kecelakaan ini. Setiap temuan dari penyelidikan dapat memberikan pelajaran penting bagi industri penerbangan.
Salah satu langkah yang mungkin dilakukan adalah revisi kebijakan pelatihan bagi pilot. Ini termasuk pelatihan yang berfokus pada pengambilan keputusan dalam situasi kritis. Dengan pelatihan yang lebih intensif, diharapkan pilot dapat lebih siap menghadapi situasi yang tidak terduga selama penerbangan.
Di samping itu, harus ada peninjauan terhadap sistem manajemen keselamatan yang ada. Mengidentifikasi potensi risiko dan mengembangkan strategi mitigasi yang tepat dapat membantu mengurangi kemungkinan kecelakaan di masa mendatang. Keselamatan penerbangan adalah tanggung jawab bersama, dan setiap keterlibatan dari otoritas terkait sangatlah penting.