www.sekilasnews.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) telah mengambil langkah signifikan dengan mengundurkan diri dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Keputusan ini diumumkan oleh Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto melalui akun media sosial resmi mereka pada 18 Juli 2025, pasca mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) XVIII di Padang, Sumatra Barat.
Menurut Tiyo, langkah ini diambil untuk menjaga independensi gerakan mahasiswa serta menegaskan komitmen BEM KM UGM terhadap kepentingan rakyat. Dalam pesannya, Tiyo menyebutkan bahwa BEM UGM memilih “jalan sunyi tapi bercahaya” yang berarti tetap setia berjuang untuk rakyat.
Pernyataan mundurnya BEM KM UGM dari BEM SI tersebut diwarnai dengan kritik terhadap iklim internal organisasi yang dianggap tidak lagi substansial. Mereka merasa bahwa aliansi ini telah terjerat dalam konflik yang mengedepankan kedekatan dengan kekuasaan daripada aspirasi mahasiswa.
Penyebab Mundurnya BEM KM UGM dari BEM SI yang Perlu Diketahui
BEM KM UGM merasa bahwa forum BEM SI saat ini dipenuhi dengan sejumlah konflik internal yang ikut mempengaruhi efektivitas organisasi. Keberadaan unsur-unsur eksternal, seperti karangan bunga dari Badan Intelijen Negara (BIN), dianggap telah mencederai marwah perjuangan mahasiswa. Hal ini menegaskan posisi BEM UGM yang berkomitmen untuk menjaga integritas gerakan mahasiswa.
Sebuah insiden kekerasan yang terjadi selama Munas juga menjadi sorotan penting bagi BEM KM UGM. Insiden yang melukai dua mahasiswa dianggap mencerminkan kondisi yang mengkhawatirkan dalam dinamika organisasi. BEM KM UGM menganggap bahwa insiden tersebut sulit untuk diterima dalam sebuah forum yang seharusnya menjadi wadah diskusi dan aspirasi mahasiswa.
Sejalan dengan itu, pengunduran diri ini juga dimaksudkan untuk menghindari pengaruh di luar yang dapat membahayakan objektivitas dan tujuan asli gerakan mahasiswa. BEM KM UGM berupaya untuk mengarahkan kembali fokusnya pada masalah-masalah yang lebih substansial dan sesuai dengan harapan mahasiswa. Mereka percaya bahwa independensi adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.
Profil Ketua BEM KM UGM 2025 Tiyo Ardianto yang Berpengaruh
Tiyo Ardianto, seorang mahasiswa Fakultas Filsafat angkatan 2021, menjabat sebagai Ketua BEM KM UGM 2025. Dia dikenal sebagai sosok yang memiliki visi dan semangat untuk membawa perubahan melalui gerakan mahasiswa yang lebih kuat dan mandiri. Di bawah kepemimpinannya, BEM KM UGM mengusung Kabinet Transformasi.
Kabinet Transformasi tersebut bertujuan untuk memperkuat jaringan mahasiswa dan menggerakkan perubahan yang positif. Tiyo percaya bahwa mahasiswa harus memiliki peran sentral dalam menentukan arah kebijakan yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Pendekatan inklusif menjadi salah satu prinsip penting dalam kepemimpinannya.
Di masa kepemimpinannya, Tiyo melalui BEM KM UGM berusaha untuk menjadikan forum ini sebagai tempat bertukar ide yang konstruktif dan relevan dengan isu-isu yang dihadapi masyarakat saat ini. Ia ingin memastikan bahwa suara mahasiswa tetap didengar dan menjadi bagian dari solusi masalah sosial yang ada.
Struktur Kabinet Transformasi BEM KM UGM 2025 yang Menjanjikan
Kabinet Transformasi BEM KM UGM 2025 terdiri dari berbagai bidang strategis yang dijalankan oleh mahasiswa-mahasiswa unggulan dari berbagai jurusan. Struktur ini dirancang agar setiap bidang dapat fokus pada isu-isu spesifik yang menjadi perhatian mahasiswa dan masyarakat. Dengan demikian, BEM KM UGM berharap dapat menjalankan program-program yang lebih relevan.
Wakil Ketua Bidang Kemasyarakatan, Muhammad Riendy Tri Putra, berperan penting dalam memberikan arahan terkait program-program sosial. Sementara koordinator bidang lainnya berupaya untuk mendorong partisipasi mahasiswa dalam pengembangan masyarakat. Kerjasama antar bidang menjadi kunci dalam menjalankan misi BEM KM UGM.
Dalam upaya ini, BEM KM UGM berkomitmen untuk mendorong setiap anggota kabinet agar aktif dalam mengenali dan merespons kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan yang lebih rahmatan lil alamin, mereka berharap dapat membangun suasana yang positif dalam interaksi dengan masyarakat.
Arah Gerakan Mahasiswa di Bawah Kepemimpinan BEM KM UGM
Arah gerakan mahasiswa di bawah BEM KM UGM ditujukan untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan mahasiswa. Tiyo Ardianto menyatakan bahwa gerakan ini harus berlandaskan pada keberadaan mahasiswa sebagai agent of change. Mereka berkomitmen untuk tidak hanya terlibat dalam isu-isu kampus tetapi juga dalam persoalan sosial yang lebih luas.
Dalam konteks ini, BEM KM UGM berencana untuk bergiat dalam kampanye-kampanye yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Inisiatif-inisiatif semacam ini diharapkan akan membawa dampak positif tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat luas.
Dengan semangat tersebut, BEM KM UGM berharap mampu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan kerjasama. Setiap program yang diluncurkan akan mencerminkan komitmen mereka terhadap keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat, menjadikan suara mahasiswa lebih berarti dalam dinamika sosial Indonesia.