www.sekilasnews.id – Sutradara film Sore Yandy Laurens baru-baru ini memberikan penampilan luar biasa di acara Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) ke-62 di IPB University. Kehadirannya bukan hanya sebagai pembicara, tetapi juga sebagai inspirator yang mendorong mahasiswa baru untuk berpikir kritis dan mendalam tentang hidup.
Pada awal presentasinya, Yandy mengungkapkan pernyataan yang mengejutkan, “Do not follow your passion!” Pernyataan ini membuat ratusan mahasiswa terdiam sejenak, menciptakan ruang bagi pikiran mereka untuk merenungkan esensi dari kata-kata tersebut.
Yandy kemudian menjelaskan bahwa seharusnya mahasiswa tidak hanya mengandalkan gairah semata. Ia menekankan pentingnya menjalani hidup dengan antusiasme setiap hari, daripada sekadar mengikuti apa yang membuat mereka bersemangat.
Pentingnya Antusiasme dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam penjelasannya, Yandy menekankan bahwa antusiasme adalah kunci untuk menjalani hidup yang bermakna. Antusiasme tidak hanya membuat seseorang merasa hidup, tetapi juga mendorong mereka untuk berkembang dalam berbagai aspek. “Hiduplah dengan antusias setiap hari,” tegasnya kepada para mahasiswa baru.
Yandy mengingatkan mahasiswa bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Namun, dengan sikap antusias, mahasiswa akan lebih siap menghadapi segala hal. “Jangan biarkan kesulitan menghentikanmu,” lanjutnya.
Dari pengalaman pribadi, Yandy menceritakan bagaimana dia berjuang untuk mencapai sukses di dunia perfilman. Dia mengajak mahasiswa untuk melihat proses sebagai hal yang lebih penting daripada hasil akhir. “Keberanian untuk melangkah adalah bagian dari perjalanan,” ujarnya.
Tidak Semua yang Terlihat Sukses Adalah Nyata
Salah satu poin yang ditekankan Yandy adalah untuk tidak menjadikan kesuksesan sebagai tujuan utama. “Do not aim for success! Jangan mengejar kesuksesan,” katanya. Hal ini mengarahkan mahasiswa untuk berfokus pada pertumbuhan pribadi yang lebih substansial.
Dia memberi informasi bahwa media sosial sering kali menampilkan gambaran palsu tentang kesuksesan, yang bisa menyesatkan orang-orang muda. “Ingat, yang ditampilkan belum tentu merefleksikan kenyataan,” ujarnya, mengingatkan pentingnya untuk tetap realistis.
Menghadapi kesuksesan yang terlihat di media sosial, Yandy ingin mahasiswa memahami bahwa perjuangan dan kemunduran juga merupakan bagian tak terpisahkan dari proses mencapai tujuan. “Kesuksesan tidak datang dengan mudah,” tandasnya.
Mimpi Sebagai Tanggung Jawab, Bukan Sebuah Fantasi
Yandy juga berbagi pandangan yang menarik mengenai mimpi. Ia berpendapat bahwa mimpi sebaiknya tidak diromantisasi. “Punya mimpi itu baik, tapi jangan hanya berharap,” katanya. Mimpi seharusnya diperlakukan seperti cinta yang melahirkan tanggung jawab.
Menurut Yandy, memegang mimpi juga harus disertai dengan tindakan nyata. Ia mengatakan bahwa dari mimpi seharusnya muncul rasa tanggung jawab untuk mewujudkannya. “Dari cinta, lahir tanggung jawab,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, Yandy mengajak mahasiswa untuk menjawab pertanyaan penting: Apa yang bisa mereka lakukan untuk memulai langkah pertama menuju mimpi mereka? Pertanyaan ini membuat audiens merenung dan mempertimbangkan langkah konkrit yang harus diambil.