www.sekilasnews.id – Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping hadir dalam momen penting di KTT BRICS. Upacara foto bersama yang berlangsung pada 23 Oktober 2024, di Kazan, Rusia, menandai kerjasama antar anggota dalam konteks global yang semakin bergejolak.
Dalam konteks perdagangan dunia, India telah mengambil langkah strategis untuk meningkatkan nilai rupee, terutama di bawah bayang-bayang tarif yang dikenakan oleh pemerintahan sebelumnya. Hal ini menunjukkan tekad India untuk melindungi ekonomi domestiknya sambil menjalin kemitraan lebih kuat dengan negara-negara BRICS.
Tindakan India ini bukan hanya respons terhadap kebijakan tarif, tetapi juga sebagai upaya untuk mempromosikan stabilitas mata uangnya di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat. Dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Rusia, India berharap dapat menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih menguntungkan.
Strategi India untuk Meningkatkan Nilai Rupee di Pasar Global
Salah satu langkah penting yang diambil oleh India adalah membahas perdagangan denominasi rupee dengan Rusia. Pertemuan yang dijadwalkan pada 20-21 Agustus ini diharapkan menjadi ajang untuk memperkuat posisi rupee di pasar global. Jika ini berhasil, potensi menginternasionalkan rupee akan semakin nyata.
Dolar AS yang selama ini mendominasi transaksi internasional mulai mendapatkan tantangan serius. Dengan adanya kebijakan yang memungkinkan transaksi lintas batas menggunakan rupee, India berupaya mengurangi ketergantungannya pada mata uang AS. Langkah ini dapat membawa dampak signifikan dalam peta persaingan mata uang dunia.
Kesepakatan ini juga akan mempertimbangkan pengembangan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Uni Ekonomi Eurasia. Hal ini menunjukkan bahwa India tidak hanya fokus pada bilateral, tetapi juga memperluas jalinan kerjasama multinasional untuk memperkuat perekonomiannya.
Pertemuan Tingkat Tinggi dan Dampaknya Terhadap Hubungan Internasional
Pertemuan tingkat tinggi di Moskow ini dihadiri oleh berbagai negara anggota BRICS yang memiliki pengaruh signifikan dalam ekonomi global. Diskusi mengenai penghapusan penggunaan dolar AS akan menjadi agenda utama, menggambarkan keinginan kolektif untuk menciptakan sistem mata uang alternatif. Apabila tercapai, kesepakatan ini dapat merubah arsitektur perdagangan internasional.
Pejabat senior yang terlibat dalam pembicaraan mengungkapkan kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan dapat memberi dampak negatif pada hubungan antar negara. Dalam konteks ini, kebijakan baru yang diusulkan bertujuan untuk memperkuat stabilitas dan kepastian dalam transaksi internasional. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko yang dihadapi oleh negara-negara anggotanya.
Selama pertemuan tersebut, sejumlah negara mungkin berbagi pandangan mengenai respon terhadap tarif yang dikenakan oleh negara-negara barat. Peru dan Brasil juga tidak ketinggalan untuk menyampaikan posisi mereka, menambah dinamika diskusi mengenai tanggapan bersama terhadap tantangan global.
Kemitraan Ekonomi yang Semakin Kuat antara Anggota BRICS
Kerjasama antara anggota BRICS tidak hanya terbatas pada isu perdagangan, tetapi juga mencakup berbagai sektor seperti energi dan teknologi. India berupaya untuk memperluas kerjasama ini dengan Rusia, terutama dalam hal pengadaan energi. Hal ini akan mengurangi beban biaya yang selama ini ditanggung oleh India untuk mendatangkan energi dari sumber lain.
Kemitraan ini sangat strategis mengingat kebutuhan energi yang terus meningkat di India. Dengan menjalin kerjasama erat dengan Rusia, India dapat memastikan pasokan energi yang stabil sambil meminimalisasi dampak tarif dari negara lain. Ini menjadi bagian dari langkah proaktif India dalam menjaga keseimbangan energi nasional.
Adanya kesepakatan strategis ini menunjukkan bahwa anggota BRICS memiliki potensi besar untuk model kerjasama yang lebih solid. Fokus pada kolaborasi dalam berbagai bidang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi semua anggota dalam memperkuat posisi mereka di kancah global.