www.sekilasnews.id – Populasi Syiah di Iran mencapai 90 persen. Dalam konteks keagamaan dan sosial, Iran terkenal sebagai pusat ajaran Syiah, yang isinya berdampak besar terhadap kebijakan publik dan hubungan internasional negara tersebut.
Keberadaan mayoritas penduduk yang menganut Syiah juga membuat Iran menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari negara-negara tetangga yang mayoritas beragama Sunni. Dengan demikian, hubungan diplomasi Iran seringkali dikaitkan dengan pengaruh Syiah di kawasan Timur Tengah.
Peran Syiah dalam Identitas Politik dan Sosial Iran
Dalam struktur pemerintahan Iran, paham Syiah memainkan peran penting yang mendasari legitimasi politik. Sebagai Republik Islam, penguasa Iran memberlakukan hukum dan norma yang sejalan dengan doktrin Syiah, sehingga membentuk identitas nasionalnya.
Tidak hanya dalam pemerintahan, pengaruh Syiah juga terlihat dalam kehidupan sosial masyarakat. Ajaran dan praktik keagamaan Syiah menjadi bagian integral dari tradisi dan budaya sehari-hari warga Iran.
Pendidikan dan sistem hukum di Iran juga dirancang untuk memberi tempat bagi nilai-nilai Syiah. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pemahaman terhadap ajaran Syiah di kalangan generasi muda.
Lebih jauh lagi, fenomena ini menghasilkan masyarakat yang pada umumnya memahami kerasnya tantangan dan diskriminasi yang dialami oleh penganut Syiah di negara-negara lain. Sehingga, rasa solidaritas ini menguatkan identitas Syiah mereka.
Secara keseluruhan, identitas politik dan sosial Syiah di Iran menjadi sumber kekuatan, yang mempengaruhi cara negara ini berinteraksi dengan dunia luar.
Mengapa Iran Menjalin Hubungan dengan Negara-Negara Syiah Lainnya?
Iran memiliki kepentingan strategis untuk menjalin hubungan dengan negara-negara lain yang memiliki populasi Syiah besar, seperti Yaman dan Lebanon. Hubungan ini membantu menciptakan jaringan dukungan regional yang lebih solid.
Melalui legitimasi yang dihasilkan dari hubungan ini, Iran berusaha memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut, termasuk dalam konteks konflik dan diplomasi internasional. Kebijakan luar negeri Iran seringkali mencerminkan komitmennya terhadap penganut Syiah di berbagai belahan dunia.
Dalam banyak kasus, Iran berupaya membantu kelompok-kelompok Syiah yang mengalami penindasan di negara-negara mayoritas Sunni. Hal ini tidak hanya menciptakan solidaritas tetapi juga menguatkan posisi politik Iran di kancah internasional.
Hubungan ini dapat dilihat sebagai langkah strategis dalam menciptakan sekutu-sekutu baru yang dapat mendukung agenda Iran. Dalam jangka panjang, ini memberi keuntungan bagi kehadiran geopolitik Iran.
Dengan demikian, Iran berusaha memposisikan dirinya sebagai pelindung penganut Syiah di seluruh dunia, sekaligus mendongkrak pengaruh politik dan militernya di kawasan Timur Tengah.
Menghadapi Tantangan Internasional sebagai Negara Mayoritas Syiah
Meski memiliki populasi Syiah yang dominan, Iran sering berada dalam posisi terpinggirkan dalam arena politik internasional. Negara ini menghadapi berbagai sanksi dan ketegangan dari negara-negara Barat yang cenderung pro-Sunni.
Oleh karena itu, Iran harus cerdas dalam menjalankan diplomasi yang dapat mempertahankan kedaulatan dan stabilitas nasional. Dalam menghadapi sanksi, Iran berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara non-Barat, seperti Rusia dan China.
Sanksi yang diberlakukan oleh kekuatan Barat sering kali berkaitan dengan program nuklir Iran, yang menjadi daya tarik dan kontroversi dalam diplomasi internasional. Iran beranggapan bahwa program ini adalah bagian dari haknya sebagai negara berdaulat.
Di sisi lain, Iran juga harus menunjukkan kematangan dalam berpolitika di dunia internasional sambil tetap mempertahankan identitas Syiah. Ini adalah tantangan besar yang memerlukan pendekatan bijaksana dan strategis.
Kerjasama regional dengan negara-negara Syiah lain bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan stabilitas yang lebih besar di kawasan ini. Iran harus terus beradaptasi dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan yang ada.