www.sekilasnews.id – Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayati. Foto/Felldy Utama
Seiring dengan terus berkembangnya isu mengenai penulisan ulang sejarah di Indonesia, fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPR RI telah mengambil langkah tegas. Mereka meminta pemerintah untuk segera menghentikan proyek penulisan yang dinilai telah menimbulkan banyak polemik di masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, pada hari Senin di Jakarta Selatan. Proyek ini ditargetkan selesai sebelum peringatan kemerdekaan pada 17 Agustus 2025, namun kini menuai banyak kritik.
PDIP sebelumnya sempat meminta agar penggarapan penulisan ulang sejarah ini ditunda. Namun, mengingat situasi yang semakin memanas, pihaknya merasa perlu untuk mendesak penghentian proyek secara keseluruhan.
Reaksi Publik Terhadap Proyek Penulisan Ulang Sejarah
Sejak awal, penulisan ulang sejarah ini telah menuai kontroversi di kalangan masyarakat luas. Banyak yang merasa bahwa proyek ini berpotensi mengubah narasi sejarah yang sudah ada dan telah diakui.
Beberapa kalangan menganggap tindakan ini sebagai upaya untuk memasarkan versi tertentu dari sejarah. Keresahan ini diperkuat oleh berbagai reaksi negatif dari masyarakat yang mencintai sejarah dan ingin melestarikannya dengan benar.
Setiap kali pernyataan terkait proyek ini dikeluarkan, publik pun menunjukkan sikap skeptis. Apalagi ketika mendengar adanya penyataan kontroversial dari Menteri Kebudayaan yang menyebut beberapa peristiwa sebagai “rumor” belaka.
Pernyataan Kontroversial yang Memperparah Situasi
Salah satu pernyataan yang paling banyak dibicarakan adalah mengenai insiden pemerkosaan massal pada tahun 1998. Menurut Menteri Kebudayaan, peristiwa tersebut hanya merupakan rumor yang beredar di masyarakat.
Pernyataan tersebut menambah fuel ke api polemik yang sudah ada. Banyak orang merasa bahwa pernyataan ini tidak hanya menyinggung korban, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Seiring dengan hal itu, beberapa elite politik lainnya mulai menggugah kesadaran akan pentingnya keakuratan dalam penulisan sejarah. Mereka menyerukan agar sejarah diakui berdasarkan fakta dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pentingnya Mempertahankan Narasi Sejarah yang Akurat
Sejarah adalah cermin peradaban suatu bangsa yang tak boleh diselewengkan. Salah satu alasan penting untuk menolak penulisan ulang adalah untuk menjaga keaslian narasi sejarah yang telah menjadi bagian dari identitas nasional.
Mempertahankan narasi sejarah yang akurat juga penting untuk mendidik generasi mendatang. Dengan memahami sejarah yang benar, mereka dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan menghargai nilai-nilai perjuangan yang telah dibangun.
Di sinilah peran pemerintah sangat penting. Kebijakan yang diambil harus tidak hanya berfokus pada kepentingan politik jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi generasi mendatang.