www.sekilasnews.id –
Mahasiswa ITS Departemen Manajemen Bisnis Bima Surya Samudra menjadi satu-satunya lulusan yang dinyatakan lulus tanpa skripsi melainkan melalui publikasi terakui. Foto/ITS
Penelitian Bima bertajuk The Use of Generative AI in Workplace: Driving Factors, Barriers, and Benefits ini digarapnya selama kurang dari dua tahun. Penelitian yang terindeks Scopus pada konferensi internasional IEEE TEMSCON ASPAC 2024 tersebut pula lah yang berhasil membawa Bima menjadi salah satu wisudawan pada Wisuda ke-132 ITS mendatang.
Baca juga: Kisah Risa, Lulus S1 UNY Tanpa Skripsi Kini Raih Gelar S2 dengan Tesis Inovatif
Dalam kisahnya, Bima mengungkapkan bahwa penyusunan penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk menggali potensi Generative Artificial Intelligence (Gen AI). Ia menjelaskan, adopsi kecerdasan buatan semakin meluas dan dimanfaatkan dalam mendukung produktivitas, efisiensi, serta pengambilan keputusan di dunia kerja. Meski demikian, Bima menilai pemanfaatan Gen AI di Indonesia masih memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, lelaki berkacamata itu melakukan studi untuk menyelidiki potensi penggunaan Gen AI di tempat kerja dengan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Survei pada penelitiannya dilakukan secara daring dan dianalisis menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian ini berhasil menghimpun data dari 150 responden yang berasal dari berbagai sektor, termasuk perusahaan swasta, BUMN, BUMD, perusahaan multinasional, hingga instansi pemerintah.
Generative Artificial Intelligence (Gen AI) semakin menjadi sorotan dalam berbagai sektor, terutama di dunia kerja. Inovasi ini menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas, dan telah menarik perhatian banyak ahli. Seiring dengan perkembangan teknologi, pemahaman tentang penggunaan Gen AI menjadi kian penting bagi para profesional. Peneliti seperti Bima Surya Samudra menunjukkan bahwa penelitian dapat menjadi alternatif untuk memenuhi syarat kelulusan di perguruan tinggi.
Pendidikan di Indonesia kini menghadapi tantangan baru terkait dengan standar kelulusan. Salah satu langkah inovatif yang diambil adalah memungkinkan mahasiswa untuk lulus tanpa skripsi, asalkan mereka dapat mempublikasikan penelitian yang berkualitas. Situasi ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa, tetapi juga merangsang pemikiran kritis dalam melakukan penelitian.
Penerapan Gen AI di Tempat Kerja dan Tantangannya
Dengan banyaknya perusahaan yang mulai menerapkan Gen AI, tantangan utama terletak pada pemahaman dan penerimaan teknologi ini. Bima dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang mendorong atau menghambat implementasi Gen AI di organisasi. Kajian yang mendalam diperlukan untuk memetakan tantangan ini agar solusi dapat ditemukan.
Kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi adalah salah satu hal yang sering didiskusikan. Namun, Bima menjelaskan bahwa Gen AI justru dapat menjadi alat bantu untuk meningkatkan kinerja karyawan, bukan menggantikan mereka. Hal ini menjadi isu penting yang perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat dan dunia usaha.
Dalam konteks ini, pelatihan dan edukasi mengenai Gen AI menjadi sangat relevan. Perusahaan yang berhasil melakukan pelatihan ini akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar. Dengan demikian, faktor keberhasilan penggunaan Gen AI sangat dipengaruhi oleh kemauan organisasi untuk membudayakan teknologi ini dalam lingkungan kerja.
Pentingnya Penelitian untuk Dunia Pendidikan
Penerapan penelitian sebagai syarat kelulusan menunjukkan perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa kini dituntut untuk lebih aktif dalam menghasilkan karya ilmiah dan mendapatkan pengakuan. Pendekatan ini dapat mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Adopsi model pendidikan yang lebih fleksibel ini membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan penelitian yang dapat diterapkan di dunia kerja. Bima adalah contoh nyata bagaimana publikasi penelitian dapat membuka jalan bagi lulusan untuk mencapai keberhasilan. Ini menjadi kabar baik bagi generasi mendatang untuk lebih berani mengejar inovasi.
Dengan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi melalui penelitian, institusi pendidikan juga dapat meningkatkan reputasinya. Lulusan yang berhasil melakukan penelitian terakui akan membawa nama baik bagi almamater mereka, serta menarik lebih banyak mahasiswa baru. Inovasi dalam pendidikan harus terus didorong untuk menjawab tantangan zaman.
Peran Pihak Terkait dalam Mendukung Penelitian
Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung penelitian sangatlah penting. Institusi pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem penelitian yang kondusif. Upaya kolaboratif ini tidak hanya akan menghasilkan penelitian yang berkualitas tetapi juga dapat memperkuat hubungan antara akademisi dan industri.
Pengembangan kebijakan yang mendukung penelitian juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Adanya insentif bagi mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian akan mendorong lebih banyak orang untuk terlibat. Kebijakan yang berpihak pada inovasi dan penelitian dapat meningkatkan daya saing nasional secara keseluruhan.
Melalui berbagai kegiatan seminar, workshop, dan diskusi, dukungan terhadap penelitian dapat ditingkatkan. Kegiatan seperti ini menjadi sarana untuk bertukar ide, pengetahuan, dan pengalaman antara akademisi dan praktisi. Dengan demikian, penelitian yang dihasilkan akan lebih relevan dan aplikatif untuk kebutuhan masyarakat.