www.sekilasnews.id – Negara-negara yang memblokir WhatsApp menarik untuk diketahui dan dipahami alasan dibaliknya. Foto: ist
JAKARTA – Bagi lebih dari dua miliar orang di planet ini, WhatsApp adalah urat nadi kehidupan digital. Ia adalah ruang keluarga, kantor, sekaligus alun-alun tempat bertukar kabar.
Namun, di beberapa sudut dunia, aplikasi yang sama justru dipandang sebagai ancaman berbahaya—sebuah “pintu belakang” yang harus ditutup rapat-rapat oleh negara.
Meskipun terdengar sepele, keputusan sebuah negara untuk memblokir fitur panggilan suara (call) atau bahkan seluruh aplikasi WhatsApp adalah sebuah jendela yang membuka pemandangan suram tentang bagaimana kekuasaan, ekonomi, dan kontrol informasi bekerja di era modern.
Menelusuri Alasan Negara Memblokir WhatsApp Secara Ekstensif
Alasan di balik pemblokiran WhatsApp bervariasi, bergantung pada konteks politik dan sosial masing-masing negara. Banyak negara menganggap WhatsApp sebagai alat yang dapat memfasilitasi penyebaran informasi yang tidak diinginkan.
Fitur enkripsi yang ditawarkan WhatsApp menyulitkan pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap komunikasi warganya. Hal ini menciptakan ketegangan antara kebutuhan untuk melindungi privasi dan tuntutan kontrol negara.
Bagi rezim otoriter, memblokir WhatsApp menjadi langkah strategis untuk mengurangi pengaruh masyarakat sipil. Dengan memutus saluran komunikasi, mereka berharap dapat meredam protes dan mencegah gerakan yang dianggap mengancam stabilitas.
Contoh Negara Yang Memblokir WhatsApp dan Dampaknya Terhadap Warganya
Beberapa negara yang terkenal memblokir WhatsApp antara lain adalah Cina, Iran, dan Turki. Di Cina, aplikasi ini ditangkal karena dianggap bertentangan dengan kepentingan nasional dan keamanan publik.
Dalam kasus Iran, pemerintah menggunakan pemblokiran untuk membatasi kebebasan berbicara dan mengontrol informasi selama periode ketegangan sosial. Ini menciptakan keadaan di mana masyarakat tidak dapat mengekspresikan pendapat mereka dengan bebas.
Di Turki, pemblokiran WhatsApp terjadi dalam rangka menangani krisis politik. Dengan membatasi akses ke aplikasi ini, pemerintah berupaya mempertahankan kekuasaan dan menghalangi demonstrasi yang mungkin muncul.
Resonansi Global Dari Kebijakan Pemblokiran Aplikasi
Kebijakan pemblokiran aplikasi seperti WhatsApp bukan hanya fenomena lokal; dampaknya bisa dirasakan secara global. Hal ini memicu perdebatan tentang kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.
Setiap keputusan untuk memblokir suatu aplikasi menciptakan efek domino yang dapat mempengaruhi hubungan diplomatik. Negara-negara yang menganggap mereka memiliki hak untuk membungkam komunikasi sering kali menghadapi kritik dari komunitas internasional.
Lebih jauh lagi, pemblokiran dapat mendorong masyarakat untuk mencari alternatif lain yang lebih aman untuk berkomunikasi. Ini menciptakan kebutuhan akan inovasi dalam komunikasi digital yang tidak dapat dikenakan kontrol oleh negara.