www.sekilasnews.id – AI Wukong diluncurkan. FOTO/ Daily
Tiongkok memperkenalkan chatbot AI Wukong di stasiun luar angkasa Tiangong untuk membantu para astronaut merencanakan dan melaksanakan tugas.
AI Wukong dikembangkan oleh iFlytek menggunakan model sumber terbuka dan bekerja melalui interaksi teks antara sistem di luar angkasa dan di Bumi.
Tiongkok menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang berhasil menggunakan AI berbasis LLM di luar angkasa.
Kini mereka telah mengambil langkah maju setelah memperkenalkan chatbot AI Wukong di Tiangong untuk membantu para astronaut melaksanakan tugas mereka.
Chatbot kecerdasan buatan ini dikembangkan oleh perusahaan iFlytek menggunakan model sumber terbuka.
Pada bulan Agustus 2022, Tiongkok secara resmi meluncurkan stasiun luar angkasa Tiangong, yang merupakan bagian dari ambisi besar negara tersebut dalam mengeksplorasi ruang angkasa. Keberadaan stasiun ini menandakan bahwa Tiongkok telah menjadi salah satu kekuatan dominan dalam bidang luar angkasa, bersaing dengan negara-negara lain yang telah lebih dahulu mencapainya. Dengan peluncuran AI Wukong, Tiongkok menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada eksistensi fisik di luar angkasa, tetapi juga berupaya menciptakan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi operasional di sana.
Chatbot AI Wukong dirancang untuk memberikan bantuan kepada astronaut dalam menjalankan tugas-tugas mereka di stasiun luar angkasa. Teknologi ini memungkinkan komunikasi yang lebih efektif antara tim di Bumi dan ruang angkasa, sehingga dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Inovasi semacam ini mencerminkan upaya Tiongkok untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam kegiatan eksplorasi luar angkasa, yang merupakan ranah yang kompleks dan memerlukan ketepatan tinggi.
Dari segi teknis, AI Wukong dibangun dengan memanfaatkan model sumber terbuka, menjadikannya sebagai solusi yang fleksibel dan dapat diadaptasi sesuai kebutuhan. Melalui interaksi berbasis teks, sistem ini mampu memberikan respon yang cepat dan akurat, membantu astronaut menjalankan misi mereka di lingkungan yang menantang. Keberadaan AI ini diharapkan dapat mengurangi beban kerja manusiawi, memberikan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Pemanfaatan Teknologi AI dalam Eksplorasi Luar Angkasa
Pemanfaatan teknologi AI dalam konteks luar angkasa bukanlah hal yang baru, tetapi peluncuran AI Wukong menandai langkah signifikan bagi Tiongkok. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat telah lebih dulu menerapkan teknologi serupa, tetapi Tiongkok kini menunjukkan kesiapan mereka untuk berkompetisi dalam ranah ini. Dengan adanya teknologi yang lebih maju, astronaut di Tiangong bisa lebih fokus pada penelitian dan pemantauan yang kompleks.
Secara keseluruhan, teknologi kecerdasan buatan dapat berkontribusi pada efisiensi misi dengan mengurangi risiko kesalahan manusia. Dalam konteks luar angkasa, di mana situasi dapat berubah dengan cepat, kemampuan untuk mendapatkan informasi yang baik dan tepat waktu menjadi esensial. AI Wukong berpotensi membawa perubahan dalam cara astronaut berinteraksi dengan sistem yang ada, mengubah paradigma kerja mereka.
Selain itu, pengembangan AI di stasiun luar angkasa juga bisa membuka peluang baru untuk penelitian lanjut. Dengan membantu astronaut dalam pengumpulan dan analisis data, AI dapat mendukung penemuan ilmiah yang lebih mutakhir. Potensi ini tidak hanya akan bermanfaat bagi satu negara, tetapi seluruh umat manusia bisa mengambil pelajaran dari hasil-hasil penelitian tersebut di kemudian hari.
Tantangan dan Peluang yang Dihadapi Tiongkok di Luar Angkasa
Meski telah berhasil memperkenalkan AI Wukong, Tiongkok masih menghadapi tantangan besar dalam eksplorasi luar angkasa. Di antara tantangan tersebut adalah pengembangan teknologi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa sistem terus berfungsi dengan baik dalam kondisi ekstrem. Stasiun luar angkasa yang beroperasi dalam waktu lama akan memerlukan perawatan dan sistem cadangan yang solid.
Tiongkok juga harus mempertimbangkan aspek kerjasama internasional yang bisa muncul dari usaha mereka. Di tengah persaingan di luar angkasa, membuka jalur untuk bekerjasama dengan negara lain dapat memberikan manfaat tambahan bagi semua pihak yang terlibat. Sinergi dalam penelitian sekaligus penggunaan teknologi harus diupayakan demi kemanusiaan secara keseluruhan.
Dengan ambisi yang terus tumbuh dan inovasi yang melimpah, masa depan program luar angkasa Tiongkok terlihat sangat menjanjikan. Keberhasilan menggunakan AI di luar angkasa bisa menjadi salah satu tonggak penting yang membentuk cara pandang manusia terhadap eksplorasi ruang angkasa di generasi mendatang. Semua ini menjadi bukti bahwa inovasi tidak mengenal batas, dan siapapun bisa berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Kemungkinan Perkembangan Masa Depan AI di Luar Angkasa
Masa depan penggunaan AI dalam eksplorasi luar angkasa menjanjikan banyak kemungkinan baru. Dengan perkembangan teknologi, kita bisa melihat AI yang semakin canggih mampu menjalankan berbagai tugas kompleks, termasuk pemeliharaan stasiun luar angkasa itu sendiri. Salah satu kemungkinan adalah pengembangan robot otonom yang dapat bekerja sama dengan astronaut dalam pelaksanaan eksperimen.
AI juga dapat berperan dalam analisis data yang diperoleh dari eksperimen luar angkasa. Dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi secara otomatis, teknologi ini akan membantu para ilmuwan mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan akurat, yang pada gilirannya berpotensi mempercepat proses inovasi ilmiah. Hal ini dapat memperkaya pengetahuan kita tentang alam semesta.
Dengan terus melakukan penelitian dan pengembangan, Tiongkok dan negara-negara lain akan dapat menemukan cara baru untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi misi luar angkasa. Integrasi AI dalam sistem luar angkasa akan membuka jalan bagi eksplorasi lebih jauh, termasuk potensi kolonisasi planet lain dalam waktu yang akan datang. Semua ini membuktikan bahwa eksplorasi luar angkasa bukan hanya sekadar mimpi, tetapi menjadi realitas yang semakin mendekati kita setiap hari.