www.sekilasnews.id – Di usia 28 tahun, Christopher Ernesto Budi berhasil meraih gelar Spesialis Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan waktu pendidikan yang hanya tiga tahun. Keberhasilannya membuatnya dinobatkan sebagai lulusan termuda di program spesialis tersebut.
Christopher berbagi tentang perjalanan akademiknya yang penuh tantangan dan dediikasi. Awalnya, ia tidak pernah membayangkan menjadi dokter gigi, tetapi setelah menjalani pendidikan di UGM, ia menemukan kecocokan dan ketertarikan dalam bidang ini.
“Awalnya saya malah nggak kepikiran masuk dokter gigi. Tapi setelah menjalani perkuliahan di UGM, ternyata malah suka dan cocok, makanya lanjut spesialis karena program ini juga masih jarang,” katanya dengan penuh semangat.
Rahasia Kesuksesan dalam Mengatur Waktu dengan Baik
Salah satu kunci keberhasilan Christopher terletak pada kemampuannya dalam membagi waktu antara praktik klinis dan pembelajaran. Ia menjalani rutinitas yang ketat antara jam praktek dan waktu belajar yang cukup menguras tenaga.
“Saya pagi sampai sore di rumah sakit, lalu malamnya praktek. Tugas akademik biasanya dikerjakan mulai jam sembilan malam sampai dini hari,” ungkapnya sambil mengenang perjuangan yang telah dilaluinya.
Dengan pengaturan waktu yang disiplin, Christopher mampu menyelesaikan studinya dengan prestasi yang membanggakan. Ia memastikan setiap menit yang ada dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
“Disiplin adalah kunci utama. Tanpa disiplin, sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam waktu yang singkat,” tambahnya, menunjukkan betapa seriusnya ia terhadap studinya.
Keberhasilannya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain agar tidak menyerah meski harus melalui proses yang cukup berat.
Pendidikan yang Berkualitas dan Lingkungan Mendukung
UGM dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, terutama dalam bidang kedokteran gigi. Lingkungan akademik yang mendukung dan fasilitas yang memadai turut berkontribusi terhadap kesuksesan mahasiswa.
“Saya sangat bersyukur bisa belajar di UGM. Staf pengajarnya profesional dan selalu siap membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan,” jelas Christopher. Ia menekankan pentingnya dukungan dari dosen dalam proses belajar mengajarnya.
University juga memiliki program residensi yang ketat untuk mempersiapkan dokter gigi yang berkualitas. Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menyempurnakan keterampilan mereka.
Pendidikan di bidang kedokteran gigi tak hanya tentang teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan. Hal ini memberikan nilai tambah bagi mahasiswa, termasuk Christopher.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh, Christopher merasa siap untuk berkontribusi dalam dunia kedokteran gigi di Indonesia.
Komitmen untuk Profesionalisme di Bidang Kedokteran Gigi
Setelah menyelesaikan pendidikan, Christopher berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam profesinya. Ia percaya bahwa setiap dokter gigi memiliki tanggung jawab besar terhadap kesehatan masyarakat.
“Saya ingin membantu masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut,” ujarnya, menampilkan tekadnya untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain. Kesadaran akan kesehatan gigi dianggap masih rendah oleh banyak orang.
Christopher juga berencana untuk terlibat dalam program penyuluhan kesehatan gigi di sekolah-sekolah. Ia percaya edukasi yang tepat dapat mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi.
“Pendidikan di tingkat dasar sangat penting. Ketika anak-anak memahami pentingnya menjaga gigi, mereka akan menerapkannya hingga dewasa,” imbuhnya. Melalui inisiatif ini, ia berharap dapat menanamkan kesadaran sejak dini.
Sebagai seorang spesialis, Christopher merasa terpanggil untuk menjadi contoh baik dalam profesi ini. Dia sadar betul akan tantangan yang akan dihadapi di masa depan.