www.sekilasnews.id – Deontay Wilder akhirnya kembali merasakan manisnya kemenangan setelah setahun absen dari pertarungan. Dalam laga comeback yang berlangsung di Charles Koch Arena, Wichita, Kansas, ia menang TKO atas Tyrrell Herndon pada ronde ketujuh.
Kemenangan ini tentunya menjadi kabar gembira bagi penggemar tinju yang telah menantikan kepulangannya. Namun, penampilannya juga menyisakan beberapa pertanyaan terkait penurunan performanya yang cukup signifikan.
Menariknya Kemenangan Deontay Wilder dan Faktanya
Wilder mengakhiri pertarungan dengan TKO setelah menjatuhkan Herndon dua kali di ronde kedua dan keenam. Namun, bukan tanpa usaha dari Herndon, yang sempat menunjukkan tanda-tanda akan menyerah di tengah pertarungan tersebut.
Kejelian wasit dalam menghentikan laga terlihat dari kondisi Herndon yang kelelahan dan tidak mampu membalas pukulan dari Wilder. Hal ini memberi gambaran bahwa meskipun menang, tidak semua berjalan mudah bagi Wilder di atas ring.
Pada saat bersamaan, performa Wilder yang mengalami penurunan juga menggugah perhatian para analis olahraga. Mereka khawatir jika ia tidak mampu kembali ke performa puncaknya, peluang untuk bersaing di level elite akan semakin menipis.
Faktor Penentu dalam Penampilan Wilder di Ring
Walaupun mampu meraih kemenangan, Wilder menunjukkan tanda-tanda penurunan yang cukup signifikan. Kecepatan dan kekuatan pukulannya, khususnya tangan kanannya, tidak seefektif dulu ketika ia masih berada di puncak karirnya.
Walaupun memiliki catatan mengesankan dengan 43 KO, banyak pihak mulai meragukan kemampuannya untuk kembali berkompetisi di level tertinggi. Apakah kekurangan tersebut merupakan akibat dari faktor usia atau cedera yang masih mengganggu, menjadi pertanyaan tersendiri.
Problematika ini semakin kompleks ketika Wilder mengungkapkan bahwa ia mengalami cedera bahu kanan sebelum pertarungan. Meskipun ia menyatakan telah pulih, tampak jelas bahwa pukulan andalannya tidak menunjukkan ancaman seperti biasanya.
Kemampuan Baru yang Muncul Pada Diri Wilder
Di tengah penurunan performa, Wilder tampaknya menemukan satu senjata baru dalam arsenalnya, yaitu tangan kirinya. Jab dan hook kirinya masih terlihat tajam dan menjadi senjata utama yang digunakan untuk menjatuhkan Herndon.
Knockdown pertama yang didapatkan Wilder datang dari hook kiri saat Herndon berusaha menerjang masuk. Hal ini menunjukkan bahwa meski ada penurunan, Wilder masih memiliki potensi untuk menyesuaikan diri dalam pertarungan.
Kemampuan baru ini mungkin bisa menjadi harapan bagi Wilder untuk terus bersaing, meskipun banyak yang berpendapat bahwa ia harus segera mengambil tantangan besar agar tidak kehilangan momentum dalam karirnya.
Urgensi untuk Segera Menghadapi Lawan Lebih Berat
Dengan usianya yang kini 39 tahun dan performa yang mulai merosot, tantangan untuk melawan petinju elite semakin mendesak. Banyak pihak menyarankan Wilder untuk segera melawan Anthony Joshua, agar bisa membuktikan diri di tingkat tertinggi sebelum waktunya habis.
Menjajal lawan-lawan lebih kecil seperti Herndon hanya akan menambah berbagai kritik terhadap kredibilitasnya di pentas tinju kelas berat. Menghadapi petinju papan atas menjadi langkah strategis untuk kembali mengukuhkan namanya.
Berbagai aspek pertarungan ini menjadi sorotan banyak penggemar tinju. Kemanakah arah perjalanan Wilder setelah kemenangan ini menjadi pertanyaan yang menggantung di benak para penggemarnya.