www.sekilasnews.id – Densus 99 Banser baru-baru ini memberikan penghargaan kepada Densus 88 Antiteror Polri atas keberhasilannya menangkap enam orang terduga teroris dalam rentang waktu yang singkat. Ini menandakan kesiapsiagaan negara dalam menghadapi ancaman terorisme yang kerap kali sulit diprediksi dan dapat muncul kapan saja.
Ahmad Bintang Irianto, Kepala Densus 99, mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut perlu diimbangi dengan penguatan peran masyarakat dalam pencegahan terorisme. Partisipasi masyarakat dalam mengawasi lingkungan sekitar sangat penting agar potensi radikalisasi dapat dideteksi lebih awal.
Ia juga menekankan bahwa penanggulangan terorisme tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab aparat penegak hukum. Perlu ada kolaborasi antara Densus 88 dengan organisasi masyarakat (ormas) yang memiliki pengaruh dan pemahaman keagamaan yang moderat.
Kepentingan Kolaborasi dalam Penanggulangan Terorisme
Ahmad Bintang menuturkan bahwa kerja sama yang lebih erat antara Densus 88 dan ormas yang moderat sangat krusial. Kolaborasi ini bisa memperkuat jaringan pengawasan di akar rumput, sehingga pengawasan terhadap potensi radikalisasi lebih mendalam dan efektif.
Masyarakat bawah, yang sering kali menjadi target radikalisasi, perlu dilibatkan secara langsung dalam upaya ini. Hal ini penting agar pencegahan terorisme bukan hanya bersifat represif, tetapi lebih bersifat edukatif dan preventif.
Kerja sama ini juga menciptakan rasa kebersamaan dalam menjaga keamanan negara. Dengan dukungan dari ormas yang kapabel, deteksi dini terkait potensi ancaman bisa dilakukan lebih baik.
Waspada terhadap Ancaman Laten
Meskipun saat ini tidak ada kejadian teror yang signifikan, Ahmad Bintang mengingatkan bahwa ancaman laten tetap ada di Indonesia. Keberadaan kelompok-kelompok yang menyebarkan ideologi kekerasan harus diwaspadai secara terus-menerus.
Untuk itu, masyarakat dianjurkan untuk tetap waspada dan proaktif dalam melaporkan hal-hal mencurigakan. Upaya pencegahan harus dilakukan secara konsisten dan menyeluruh, baik dari segi edukasi maupun tindakan preventif lainnya.
Ini termasuk menjalin komunikasi yang baik antara aparat dan masyarakat. Kesadaran bersama ini akan membantu memperkuat pertahanan negara dari infiltrasi paham radikal.
Peran Densus 99 Banser dalam Masyarakat
Densus 99 Banser berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran ideologi kekerasan. Fokus utama mereka adalah pada masyarakat bawah dan sektor pendidikan nonformal yang sering kali kurang mendapatkan perhatian dari aparat.
Ahmad Bintang menyatakan bahwa Banser akan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang mendukung upaya pencegahan radikalisasi. Melalui berbagai program, masyarakat bisa dilibatkan untuk memahami bahaya paham radikal.
Kesadaran dan edukasi kepada masyarakat diperlukan agar mereka bisa bertindak sebagai lini pertahanan pertama menghadapi berbagai ancaman. Dengan demikian, masyarakat bukan hanya menjadi korban, tetapi juga menjadi pelaku dalam menjaga keamanan negara.
Pentingnya Penilaian Berkala pada Aparatur Sipil Negara
Sebagai langkah proaktif, Ahmad Bintang juga menekankan pentingnya penilaian berkala terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN). Ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada individu yang terpapar paham radikal di dalam tubuh organisasi pemerintah.
Proses seleksi yang ketat dalam rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) juga harus diperhatikan. Hal ini untuk mencegah masuknya orang-orang yang memiliki ideologi ekstrem ke dalam pemerintahan dan instansi publik lainnya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan paham radikal yang berpotensi merusak keutuhan dan stabilitas negara dapat ditekan. Kesigapan dalam menangani hal ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.