Menjadi anggota keluarga kerajaan Inggris bukanlah hal yang mudah, terutama bagi Meghan Markle yang harus beradaptasi dengan banyak aturan. Setelah menikah dengan Pangeran Harry, ia terikat pada serangkaian larangan yang mengatur hidupnya secara ketat. Hal ini menciptakan tantangan besar bagi seorang wanita yang terbiasa beraksi dan berbicara di depan publik.
Sebagai mantan aktris dan aktivis, kehidupan Meghan sebelum memasuki dunia kerajaan sangat berbeda. Aturan dan protokol kerajaan memengaruhi kebebasan berekspresi dan bersikapnya. Namun, bagaimana sebenarnya larangan ini berdampak pada kehidupan pribadinya dan perannya sebagai Duchess of Sussex?
10 Larangan yang Harus Ditaati Meghan Markle saat Menjadi Bangsawan Inggris
Dalam hidupnya sebagai bangsawan, Meghan harus mengikuti sejumlah larangan yang telah ditetapkan oleh keluarga kerajaan. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk dirinya, tetapi berlaku bagi semua anggota keluarga kerajaan lainnya, menjaga citra yang netral dan tidak memihak dalam politik dan isu-isu sosial. Larangan-larangan ini menciptakan batasan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Misalnya, Meghan dilarang untuk berbicara mengenai politik secara terbuka. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Meghan yang dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam kriminalisasi dominasi gender dan isu-isu hak asasi manusia. Menahan diri dari pandangan politiknya bisa jadi sangat menyakitkan, mengingat bahwa ia memiliki visi dan misi untuk membantu masyarakat.
Menghadapi Tantangan dan Kontroversi sebagai Bangsawan
Menjalani hidup di bawah protokol kerajaan tidak hanya menciptakan batasan, tetapi juga memicu tekanan mental dan sosial. Meghan harus meniti jalan yang tidak selalu nyaman, dengan sorotan media dan opini publik yang terus mengawasinya. Dalam banyak hal, keputusan untuk terus menjunjung nilai-nilai pribadi di tengah tantangan yang ada adalah langkah yang tidak mudah.
Setelah memutuskan untuk mundur dari status sebagai anggota senior keluarga kerajaan, Meghan dan Harry mencari kebebasan dan otonomi yang lebih besar. Walau keputusannya memicu kontroversi, mereka menganggap bahwa kesehatan mental dan kebahagiaan keluarga adalah yang terpenting. Dalam kasus ini, pilihan Meghan menunjukkan bahwa penting untuk tetap setia kepada diri sendiri, meskipun dibayangi oleh banyak larangan.