www.sekilasnews.id – Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), baru-baru ini melaksanakan rotasi dan mutasi terhadap 61 perwira tinggi hingga perwira menengah dalam tubuh Polri. Dalam proses ini, 25 di antaranya diangkat menjadi Brigadir Jenderal Polisi, menunjukkan adanya pergeseran yang signifikan dalam kepemimpinan kepolisian di Indonesia.
Mutasi yang dituangkan dalam Surat Telegram terbitan Mabes Polri ini menjadi perhatian publik karena mencerminkan dinamika dalam institusi Polri. Surat telegram bernomor ST/1764/V/KEP./2025 tersebut ditandatangani oleh Asisten SDM Polri, Irjen Pol Anwar, pada tanggal 5 Agustus 2025.
Rotasi ini meliputi sejumlah jabatan penting, seperti di PJU Mabes Polri, di mana terdapat delapan personel yang terkena mutasi. Selain itu, jabatan Kapolda diisi oleh tujuh personel baru, dan beberapa posisi lainnya juga mengalami pergeseran.
Tujuan dan Manfaat dari Rotasi Jabatan dalam Polri
Menurut Irjen Pol Sandi Nugroho, Kepala Divisi Humas Polri, mutasi jabatan yang dilakukan ini merupakan bagian dari proses penyegaran dan pengembangan karier para perwira. Proses ini penting agar setiap posisi dalam institusi dapat diisi oleh orang-orang yang kompeten dan siap menghadapi tantangan baru.
Mutasi jabatan juga dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Dengan rotasi, institusi Polri berharap dapat membawa suasana baru yang berdampak positif terhadap pelayanan kepada masyarakat.
Lebih dari sekadar mengisi jabatan, tujuan dari proses ini adalah menciptakan sinergi antaranggota kepolisian. Ketika perwira ditempatkan pada posisi yang baru, mereka dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi, menghasilkan peningkatan dalam cara kerja Polri secara keseluruhan.
Daftar Brigadir Jenderal yang Mengalami Mutasi
Di antara 25 Brigadir Jenderal yang telah dimutasi, beberapa nama mencuat dalam perhatian publik. Salah satunya adalah Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Tenggara, kini berpindah menjadi Kadivhubinter Polri.
Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy juga berpindah dari posisi Wakapolda Metro Jaya untuk mengisi jabatan Kapolda Kalimantan Utara. Sementara itu, Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono yang sebelumnya menjabat sebagai Dirpolitik Baintelkam Polri kini menduduki posisi Wakapolda Metro Jaya.
Transformasi posisi ini mencakup banyak perwira yang sebelumnya memiliki pengalaman di berbagai bidang, seperti intelijen dan politik. Dengan pengalaman yang beragam ini, diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi Polri.
Peran Mutasi Jabatan dalam Pengembangan Karir Perwira Polri
Mutasi jabatan tidak hanya berfungsi untuk penyegaran tetapi juga berperan penting dalam pengembangan karir para perwira. Dengan berpindah ke posisi yang berbeda, mereka akan mendapatkan pengalaman baru yang dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka.
Perpindahan jabatan juga memberikan kesempatan bagi para perwira untuk menunjukkan kemampuan yang lebih luas. Dalam setiap posisi baru, mereka dihadapkan pada tantangan yang beragam, yang mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan mengembangkan keterampilan manajerial.
Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi individu yang dimutasi tetapi juga bagi institusi Polri secara keseluruhan. Keberagaman pengalaman yang didapatkan diharapkan dapat memperkaya cara operasional polri dalam menjalankan tugasnya.