www.sekilasnews.id – Pejuang Palestina menyerang tentara Israel di beberapa lokasi. Foto/media alqassam
JALUR GAZA – Konflik yang berkepanjangan di Jalur Gaza kembali memunculkan sisi kelam dari pertempuran tersebut. Menurut data yang dikumpulkan oleh media Israel, serangan yang dilancarkan sejak Oktober 2023 menyebabkan lebih dari 18.500 tentara dan polisi Israel mengalami luka-luka. Jumlah ini tentu saja menimbulkan keprihatinan, terutama mengenai dampaknya bagi kesehatan mental tentara yang terlibat dalam pertempuran.
Laporan menyebutkan bahwa dalam waktu dua setengah tahun ke depan, diperkirakan jumlah tentara yang terluka dan mengalami cacat akan mencapai 100.000 orang. Yang lebih mengkhawatirkan, setidaknya setengah dari jumlah tersebut diperkirakan menderita masalah kesehatan mental. Data ini diperoleh dari Gerakan Kebebasan Informasi yang mengumpulkan informasi dari tentara Israel.
Media Israel Yedioth Ahronoth juga menyoroti bahwa laporan ini mencerminkan kenyataan yang jauh berbeda dari angka resmi yang dikeluarkan oleh militer Israel. Dalam pernyataan resmi, angka yang disampaikan jauh lebih rendah, dengan hanya 6.145 tentara yang terluka dan 895 orang lainnya tewas.
Realitas di Garis Depan: Data yang Mengejutkan Mengenai Tentara Israel
Media Israel melaporkan bahwa lebih dari 10.000 tentara dipekerjakan dalam kondisi yang berhubungan dengan kesehatan mental. Ini termasuk di dalamnya 3.679 orang yang sudah didiagnosis dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Angka ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi yang dialami para tentara setelah terlibat dalam konflik yang berkepanjangan.
Dalam laporan tersebut, juga disebutkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 9.000 tentara mengajukan permintaan untuk pemeriksaan kondisi psikologis mereka. Permintaan ini mencakup berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, PTSD, dan depresi, menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan tentara.
Proses rehabilitasi yang dilakukan oleh Divisi Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel menyangkut lebih dari 18.500 tentara dan pasukan keamanan yang terluka. Tingkat keparahan luka ini bervariasi, dan fokus rehabilitasi lebih pada pengurangan dampak jangka panjang dari pengalaman traumatis yang mereka alami.
Perbedaan Angka: Apa yang Sebaiknya Diketahui?
Satu hal yang mencolok dalam laporan tersebut adalah perbedaan signifikan antara angka yang dikeluarkan oleh media dan angka resmi yang diungkapkan oleh militer. Ketidaksesuaian angka ini menjadi perhatian utama, menimbulkan keraguan akan transparansi dalam penghitungan jumlah tentara yang mengalami luka-luka.
Sebagian pihak menilai bahwa angka resmi yang lebih rendah dapat menunjukkan upaya untuk menutupi dampak sebenarnya dari konflik tersebut. Dalam dunia yang semakin terhubung, keterbukaan mengenai kondisi tentara dan dampak psikologis dari pertempuran menjadi semakin penting.
Masyarakat dan lembaga terkait diharapkan dapat berperan dalam mendukung para veteran yang terdampak, serta meningkatkan riset tentang efek jangka panjang dari konflik bersenjata. Edukasi dan pemahaman tentang mental health harus menjadi prioritas bagi para pengambil keputusan dalam militer.
Tentara yang Mengalami Burnout dan Trauma Mental
Ketidakberdayaan yang dirasakan oleh banyak tentara akibat tindakan yang mereka lakukan di medan pertempuran dapat menimbulkan perasaan burnout. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada mereka secara individu, tetapi juga memengaruhi unit dan tim di lapangan. Gangguan emosional yang dialami dapat mengganggu kinerja mereka di lapangan.
Para peneliti semakin menyoroti pentingnya intervensi mental yang proaktif bagi mereka yang terlibat dalam situasi berisiko tinggi. Pergeseran paradigma ini dapat mengurangi jumlah tentara yang mengalami masalah kesehatan mental, sekaligus meningkatkan efektivitas operasi militer.
Meskipun laporan-laporan tersebut menggambarkan kondisi yang memprihatinkan, dukungan dari rekan-rekan dan masyarakat dapat membantu proses pemulihan yang lebih baik. Penerimaan bahwa sakit mental sama pentingnya dengan sakit fisik menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung.
Langkah-Langkah Perbaikan untuk Kesehatan Mental Tentara Israel
Dari data yang terungkap, terlihat jelas bahwa perhatian terhadap kesehatan mental tentara harus menjadi bagian dari kebijakan militer. Program-program dukungan dan terapi harus dirancang agar dapat diakses oleh setiap tentara yang mengalami kesulitan. Aksesibilitas layanan ini akan membantu mereka meraih pemulihan lebih cepat.
Selain itu, kegiatan yang bersifat preventif seperti konseling dan edukasi kesehatan mental harus mulai diperkenalkan sebelum penugasan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan psikologis para tentara menghadapi situasi yang mungkin sangat menegangkan.
Upaya kolaboratif antara militer, lembaga kesehatan, dan organisasi non-pemerintah juga menjadi penting dalam menciptakan strategi pemulihan. Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan para veteran dapat diintegrasikan kembali ke dalam masyarakat dengan lebih baik dan berkualitas.