www.sekilasnews.id –
Rusia Diguncang Gempa Bumi Dahsyat. FOTO/ BBC
BACA JUGA – Tanggapi Gempa Garut M6,4, Kaesang: Asem Gempa
Hal itu karena serangkaian gempa bumi “gerak lambat” yang mengguncang Selandia Baru dalam beberapa tahun terakhir sebuah samudra tersembunyi yang terletak dua mil di bawah dasar laut.
https://www.youtube.com/watch?v=w1vND
Air itu terungkap sebagai bagian dari kawasan vulkanik raksasa yang terbentuk sekitar 125 juta tahun lalu, ketika sebuah letusan mengeluarkan gumpalan lava yang lebih besar dari Amerika Serikat ke permukaan Bumi.
Para peneliti menemukan wilayah tersebut dengan menarik sensor seismik 3D di belakang perahu untuk membangun citra wilayah vulkanik purba .
Di sana, mereka menemukan sedimen tebal berlapis di sekitar gunung berapi yang terkubur lama yang mengandung lebih banyak air dari yang diperkirakan.
Gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang Rusia, menyebabkan kerusakan masif dan kekacauan di banyak wilayah. Dengan destinasi wisata yang rusak dan infrastruktur yang hancur, bencana ini menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan mengancam kehidupan sehari-hari penduduk yang terkena dampak.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara di sepanjang garis patahan telah mengalami gempa yang serupa. Para ilmuwan terus mempelajari pola-pola ini untuk memahami lebih baik dinamika geologis di wilayah tersebut.
Dengan menggunakan teknologi canggih, para peneliti berusaha meneliti lebih dalam mengenai sistem geologi yang ada. Penemuan-penemuan baru selalu menarik perhatian publik dan memberikan harapan untuk mitigasi risiko di masa mendatang.
Analisis Geologis Menyeluruh Terhadap Gempa Bumi
Para ilmuwan melakukan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab utama gempa bumi ini. Penelitian berbasis lapangan dan pengukuran seismik menjadi kunci dalam usaha ini.
Teknologi seismik modern memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data akurat mengenai aktivitas di dalam bumi. Ini memberi mereka gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kekuatan geologis bekerja dan mengapa dapat menyebabkan bencana.
Pada tanggal 29 Juli, ketika gempa terjadi, data dari sensor seismik menunjukkan bahwa ada aktivasi penyebab yang rumit. Hal ini menandakan bahwa sistem geologi yang lebih besar mungkin terlibat dalam peristiwa ini.
Hubungan Antara Gempa di Selandia Baru dan Rusia
Penyelidikan lebih lanjut membawa pada kesimpulan bahwa ada hubungan antara gempa bumi “gerak lambat” di Selandia Baru dan bencana yang terjadi di Rusia. Para ilmuwan mulai mencurigai bahwa keduanya saling terkait dalam skala geologis yang lebih besar.
Teori ini mendasari pemahaman baru tentang interaksi antara lempeng-lempeng tektonik. Hal ini juga menunjukkan bahwa daerah-daerah yang tampak tidak terkait bisa jadi terhubung secara geologi.
Dengan mengamati data seismik dari kedua lokasi, para peneliti berusaha menggali lebih dalam. Kolaborasi internasional di bidang ini semakin penting demi memperluas cakrawala pengetahuan ilmiah.
Penemuan Air Tersembunyi di Dasar Laut
Penemuan bahwa ada lebih banyak air di bawah permukaan laut dari yang diperkirakan juga mengejutkan para ilmuwan. Air ini terletak di kawasan vulkanik raksasa yang terbentuk ratusan juta tahun yang lalu dan terperangkap di dalam sedimen.
Dengan menggunakan sensor seismik 3D, para peneliti menemukan lapisan sedimen yang lebih tebal, yang menandakan adanya air. Temuan ini membuka diskusi baru mengenai hubungan antara air, gunung berapi, dan aktivitas seismik.
Adanya air di dalam sedimen dapat memicu aktivitas vulkanik, yang selanjutnya dapat mempengaruhi ketegangan lempeng di sekitarnya. Para pakar geologi kini berupaya memahami lebih dalam tentang interaksi ini dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.