www.sekilasnews.id – 2 Juta Lebih Karya Tulis Akademis Ditulis dengan AI. FOTO/ CNET
BACA JUGA – Intip Wanita AI Tercantik, Dinobatkan Jadi Miss AI Pertama di Dunia
Untuk melihat dampak AI dalam penulisan akademis, peneliti dari Amerika Serikat dan Jerman melakukan analisis terhadap 15 juta abstrak karya tulis akademis yang diunggah ke basis data PubMed.
Seperti dilansir dari Phys, mereka menemukan bahwa setidaknya 13,5% (sekitar 2,02 juta) karya tulis akademis yang diterbitkan pada tahun 2024 menerima bantuan penulisan AI.
Hal ini didasarkan pada frekuensi penggunaan kata-kata tertentu sebelum dan sesudah layanan AI pertama kali diperkenalkan. Penulisan tentang Covid-19 digunakan sebagai dasar penelitian ini.
Pertanyaan tentang dampak kecerdasan buatan (AI) dalam dunia akademis terus menjadi perdebatan hangat. banyak akademisi yang khawatir mengenai ketepatan dan integritas konten yang dihasilkan oleh sistem AI. Dalam dua tahun terakhir, angka penggunaan AI dalam tugas akademik meningkat pesat dan memicu diskusi mengenai implikasi jangka panjangnya.
Akurasi dan keaslian tulisan akademis selalu menjadi fokus utama evaluasi di kalangan intelektual. Dengan lebih dari dua juta karya yang diduga ditulis dengan bantuan AI, dunia akademis kini menghadapi tantangan untuk menjaga standar kualitas tulisan sambil mengadopsi teknologi baru yang dapat mempermudah penelitian.
Oleh karena itu penting untuk meneliti lebih dalam mengenai pola penggunaan AI dalam penulisan akademis. Penelitian ini tidak hanya mencakup angka dan statistik, tetapi juga dampak sosial dan etika dari penggunaan teknologi ini dalam pendidikan dan penelitian.
Perkembangan Teknologi AI dalam Penulisan Akademis
Sejak diperkenalkannya layanan AI dalam penulisan, banyak penulis akademis yang mulai memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas. Namun, hal ini juga menimbulkan perdebatan mengenai keaslian dan orisinalitas karya. Lebih dari 13% karya tulis dalam penelitian menunjukkan bahwa AI memang berperan dalam penyelesaiannya.
Salah satu aspek yang menarik adalah bagaimana AI mampu mengolah data dengan cepat dan efisien. Ini memungkinkan para peneliti untuk fokus pada analisis dan interpretasi data, bukan hanya pengumpulan informasi. Meskipun demikian, sebagian kalangan merasa bahwa ketergantungan pada AI dapat mengurangi kualitas penelitian yang dihasilkan.
Dalam akademisi, kreatifitas dan pemikiran kritis sangatlah penting. Jika penulis terlalu mengandalkan AI, aspek tersebut bisa saja terganggu, bahkan hilang. Oleh karena itu, perlu dijadikan perhatian di lingkungan akademik untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan pengembangan keterampilan berpikir kritis.
Dampak Penggunaan AI dalam Penulisan Akademis
Dampak dari penggunaan AI mencakup berbagai aspek, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, AI dapat mempercepat proses penelitian dan membantu peneliti dalam menyusun karya tulis. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai plagiarisme dan penyebaran informasi yang tidak akurat.
Kekhawatiran utama lainnya adalah kenyataan bahwa penggunaan AI dapat membuat generasi peneliti berikutnya kurang terampil dalam menulis dan berpikir secara kritis. Hal ini dapat berimplikasi terhadap kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu mengambil langkah untuk mengedukasi mahasiswa tentang etika penggunaan AI.
Berkaitan dengan ini, penting untuk menegaskan bahwa AI seharusnya berfungsi sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti pemikiran manusia. Penelitian yang baik tetap memerlukan perspektif dan analisis mendalam dari penulisnya.
Masa Depan Penulisan Akademis di Era Kecerdasan Buatan
Melihat tren saat ini, dapat diasumsikan bahwa penggunaan AI dalam penulisan akademis akan semakin meningkat di masa depan. Namun, ini memerlukan adaptasi dari institusi secara keseluruhan, termasuk panduan dan kebijakan yang jelas mengenai penggunaan teknologi ini.
Peluang untuk menciptakan kolaborasi antara penulis dan AI juga terbuka lebar. Dengan memanfaatkan AI sebagai asisten, peneliti dapat mempercepat proses penulisan tanpa mengorbankan kualitas penelitian. Hal ini tentu saja merupakan kabar baik untuk kemajuan akademis di berbagai disiplin ilmu.
Oleh karena itu, di masa mendatang, integrasi antara teknologi dan keahlian manusia harus dijaga dengan baik. Hal ini memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang mendukung dan meningkatkan kualitas penulisan akademis.